Senin, 20 Desember 2010

Pengertian, Pelaksanaan, dan Manfaat Teknik Akrostik

1.Pengertian Teknik Akrostik
Sudah jelas bahwa tidak akan ada pembelajaran tanpa ingatan, oleh sebab itu kita perlu mengetahui sedikit cara ingatan bekerja dan meningkatkannya. Terutama karena sekitar 70% materi yang telah pelajari hari ini bisa terlupakan dalam 24 jam, jika kita tidak melakukan upaya khusus untuk mengingatnya. Untuk mengingat materi yang sudah dipelajari, kita perlu merekamnya dengan kuat supaya meninggalkan kesan, ini perlu tindakan. Oleh karena itu disini akan dijelaskan terlebih dahulu apa definisi dari teknik akrostik.
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Teknik sifatnya lebih praktis yang disusun untuk menjalankan suatu metode dan strategi tertentu. Dengan kata lain, teknik pada dasarnya menunjukkan cara yang dilakukan seseorang yang sifatnya lebih bertumpu pada kemampuan dan pribadi seseorang. Kata akrostik berasal dari kata Perancis acrostiche dan Yunani akrostichis yang artinya sebuah sajak yang huruf awal baris-barisnya menyusun sebuah atau beberapa kata.
Adapun pengertian akrostik menurut beberapa pendapat ialah:
a.Menurut Sutisno akrostik merupakan penggunaan setiap huruf pertama dari suatu kelompok kata dan suku kata-suku kata lainnya sehingga menjadi suatu kalimat.
b.Menurut Bill Lucas akrostik adalah sajak atau susuanan kata-kata yang seluruh huruf awal atau akhir tiap barisnya merupakan sebuah kata atau nama diri yang digunakan untuk mengingat hal lain.
c.Menurut Mario Seto akrostik adalah kata yang menggunakan huruf pertama untuk membuat satu frase guna membantu mengingat daftar.
d.Menurut Deasy akrostik adalah mengingat dengan mengambil huruf depan dari masing-masing kata yang akan diingat.
e.Menurut Markowitz akrostik adalah susunan kata yang tidak selalu menggunkan huruf pertama dan tidak selalu menghasilkan singkatan dalam bentuk satu kata, informasi yang diingat dalam akrostik dapat berbentuk kalimat atau frase tertentu.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teknik akrostik adalah cara yang dilakukan oleh guru untuk memudahkan siswa untuk mengingat sebuah materi yang ingin diingat dengan cara menggunakan huruf awal, tengah atau akhir dalam sebuah kalimat atau frase tertentu. Misalnya untuk mengingat urutan warna-warni pelangi digunakan akrostik mejikuhibiniu: merah, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Contoh lain kita dapat mengingat huruf-huruf Qoloqolah dalam pelajaran tajwid membaca alquran dengan membuat akrostik “baju di toko” (Ba', Jim, Dal, Tho, Qof).
Teknik akrostik ini erat kaitannya dengan akronim yang membantu kita mengingat item-item suatu informasi. Akronim sendiri adalah kata-kata atau kalimat yang disusun untuk memperkuat daya ingat dengan cara mengingatkan kita dengan huruf pertama dari suatu hal penting yang perlu kita ingat lagi. Salah satu akronim yang terkenal adalah NASA, badan ruang angkasa Amerika Serikat yang singkatan dari National Aeronautics Space Administration. Akronim lain yang biasanya diajarkan kepada anak-anak sekolah, antara lain ASEAN (Association of South East Asian Nations).
Teknik akrostik juga tidak terlepas dari istilah ingatan karena ingatan merupakan proses biologis, yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali. Pada dasarnya ingatan adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Ingatan memberi manusia titik-titik rujukan pada masa lalu dan perkiraan pada masa depan.
Ingatan juga merupakan kumpulan reaksi elektromia yang rumit yang diaktifkan melalui saluran inderawi dan disimpan dalam jaringan saraf yang sangat rumit dan unik diseluruh bagian otak. Ingatan yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan bertambahnya informasi yang disimpan. Berkat bantuan teknologi modern, para ilmuwan telah membuat langkah penting untuk memetakan proses-proses rumit yang disebut ingatan ini.
Adapun otak manusia bisa menerima dan memproses sejumlah besar informasi yang inderawi yang dipicu oleh kira-kira 100 juta neuron yang memiliki kapasitas untuk membuat triliunan sambungan antarsel. Triliunan sambungan selular yang saling berhubungan tersebut mengaktifkan pembelajaran, kesadaran, kecerdasan, dan ingatan manusia. Seperti bola salju yang bergerak menuruni lembah dengan kecepatan yang makin tinggi dan menjadi semakin besar, ingatan kita akan tumbuh dengan seringnya pemakaian seolah-olah tidak akan penuh.

2.Pelaksanaan Teknik Akrostik
Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang optimal, sehingga terwujud proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Belajar merupakan proses yang sangat penting dilakukan oleh siswa, karena tanpa adanya hasil belajar yang memadai mereka akan kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam masyarakat.
Dengan sistem penyampaian yang dalam garis besarnya adalah strategi penyampaian program belajar mengajar. Teknik merupakan aspek yang amat penting dan menentukan dalam pelaksanaan program belajar mengajar, terutama apabila dipandang dari segi pendidikan sebagai proses. Program belajar mengajar sebagai proses pendidikan terdiri dari interaksi dan komunikasi antara guru, murid dan sumber belajar lainnya dengan murid.
Metode mengajar adalah sistem penggunaan teknik-teknik dalam interaksi dan komunikasi antara guru dan murid dalam pelaksanaan sebagai proses belajar mengajar sebagai proses pendidikan. Proses mengajar mempunyai dua aspek yaitu aspek ideal dan aspek teknis. Secara ideal harus diingat bahwa program belajar mengajar adalah sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, yang harus menjadi pedoman utama adalah bagaimana mengusahakan perkembangan anak didik yang optimal, baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat. Aspek ideal ini harus tertanam dalam sikap dasar seorang guru sebagai pendidik dan diwujudkan dalam cara pendekatan guru terhadap murid sesuai dengan tahap perkembangannya, serta dilaksanakan, baik secara individual atau kelompok maupun klasikal.
Adapun mengenai pelaksanaannya teknik akrostik adalah dengan:
a.Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b.Guru mengambil huruf depan dari materi yang ingin dihafalkan.
c.Huruf depan yang telah diambil digabungkan atau dibuat singkatan untuk mempermudah dalam mengingat.
d.Evaluasi.
e.Penutup.

3.Manfaat Teknik Akrostik
Berbicara manfaat, teknik akrostik ini memiliki banyak manfaat diantaranya:
a.Dapat membantu siswa dalam menghadapi berbagai tujuan agenda pembelajaran yang berpacu dengan waktu. Karena apabila siswa dapat menggunakan teknik akrostik dengan efisien, maka mereka dapat memaksimalkan waktu belajar.
b.Dapat mengejar target menjadi lebih mudah karena persyaratan mendasar telah dipenuhi dan masih tersisa waktu untuk mempelajari pelajaran pilihan pribadi.
c.Dapat membuat materi menjadi bermakna dengan memakai asosiasi dan sebagainya. Dengan menggunakan teknik akrostik ini, maka dapat memberikan jalan sistematis untuk merekam dan mendapatkan kembali materi.
d.Mampu mengurangi waktu mengerjakan pekerjaan sekolah dan memberi waktu luang untuk mencapai tujuan yang lebih personal juga dapat mempersiapkan kita meraih keberhasilan di sekolah dan dibidang profesional.
e.Dapat membantu siswa mengingat informasi lebih cepat dan mempertahankan lebih lama.
f.Membantu siswa dalam mempelajari bahan ujian dengan berbagai bentuk tes dengan mudah.

(www.d-wi nur.blogspot.com)

Kamis, 22 April 2010

RPP SMP KELAS 1 SEMERTER II

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama sekolah : SMP ANTARTIKA SURABAYA
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas : VII
Semester : II
Pertemuan : Pertama
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
Menerapkan hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
C. Indikator
Mampu menjelaskan hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
Mampu menyebutkan macam- macam hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
Mampu menjelaskan contoh-contoh hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
D. Materi Pembelajaran
Hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
E. Langkah- langkah pembelajaran
Waktu Langkah pembelajaran Metode Bahan
5’ Kegiatan awal
2’

3’ 1. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca do’a.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Ceramah
Perangkat pembelajaran

60’ Kegiatan inti
15’


5’

15’


25’


1. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang pengertian hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati.
2. Siswa dikelompokan menjadi empat kelompok.
3. Setiap dari empat kelompok mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru.
4. Perwakilan tiap kelompok dimintakan untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lain menanggapi. ceramah


Diskusi

Demontrasi Tanya jawab.
Uraian Materi

Uraian materi


Hasil diskusi

15’ Kegiatan akhir
5’
10’ 1. Guru memberikan penguatan materi
2. Guru mengevaluasi dengan cara memberi pertanyaan dan memberi kesempatan untuk menyimpulkan materi yang telah di pelajari. Ceramah
Tanya jawab
2’ Kegiatan tindak lanjut
2’ Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan materi yang telah diajarkan. Penugasan

F. Alat, bahan dan sumber belajar
1. Al-Qur’an dan terjemahannya
2. Buku Paket Pendidikan Agama Islam ke;as VII
3. Lembar Kerja Siswa PAI
G. Evaluasi
a. Jenis Evaluasi : Performance, Tes Lisan. Tes tulis.
b. Instrumen evaluasi: Terlampir.
c. Penskoran: Terlampir

Lampiran 1
B. Instrumen Evaluasi
a. Tes Tulis dan Tes lisan.
b. Performance.
Penilaian diarahkan pada:
1. Kemampuan praktek membaca hukum bacaan nun mati dan mim mati
2. Kemampuan berpartisispasi dalam kelompok
3. Kemampuan membaca Al Qur’an
4. Kemampuan mengidentifikasi tajwid
c. Penskoran

1. Format penilaian.
Aspek Penilaian Skor Catatan
A B C D
Tes tulis
Tes lisan
Performance

2. Rubrik penilaian
Tingkat pencapaian klasifikasi deskripsi. 10 – 9 = A atau sangat baik
8 - 7 = B atau baik
6 – 5 = C atau cukup
5 – 1 = D atau kurang

Surabaya, 6 Maret 2010

Guru Pendidikan Agama Islam


Dewi Nur Hasanah